Kurasa aku bukanlah seorang yang selalu dapat mensyukuri apa yang aku punya dan apa yang telah aku dapatkan. Seringkali kulupa bahwa semua itu datangnya dari Tuhan. Sehingga tak jarang aku menggugat takdir, baik disengaja ataupun tidak.
Biasanya yang datang berikutnya hanyalah penyesalan. Sebuah permohonan maaf, atas kekhilafan yang telah aku lakukan. "Aku hanyalah manusia", kalimat itulah yang seringkali bergaung di lubuk sanubariku tatkala aku mencoba untuk meminta maaf secara tulus pada-Nya. Kalimat itu jugalah yang kadang membuatku merasa bodoh untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh pada Tuhan.
Namun seperti layaknya manusia pada umumnya, sebagaimanapun aku meminta maaf, pastilah nantinya aku akan berbuat kesalahan. Lagi. Dan lagi. Sampai akhirnya akupun putus asa untuk meminta maaf, karena kupikir Tuhan takkan memaafkan. Tuhan sudah capai mendengar semua alasan-alasan serta kesalahan yang aku perbuat.
Sekali lagi aku salah. Aku lupa. Aku khilaf. Tuhan bukanlah manusia. Tuhan takkan capai untuk mendengar semua keluh kesah, permohonan, serta permintaan maaf hamba-hambanya. Tuhan maha pemurah, penyayang, juga pemaaf. Maka saat inipun sekali lagi kucoba untuk menengadahkan kedua tanganku, memohon ampunan, serta mencoba untuk tidak putus asa. Maafkanlah hamba, Tuhanku.
- 'Confession of a girl named Yofara..